Kajian Seni Rupa dan Desain
Nama : Aprilia Juana Wangsa Putri
NPM : 202046500127
Kelas : S4A
Kajian Seni Rupa dan Desain adalah studi atau pemeriksaan
atau pengamatan terhadap benda-benda yang berupa seni rupa dan desain. Seni
rupa adalah cabang seni, dan desain adalah bagian dari seni rupa. Desain
termasuk dalam seni terapan. Menjelaskan konten dalam seni dan desain sebagai
objek penelitian. Seni rupa dapat dieksplorasi dari berbagai perspektif ilmiah,
seperti dari perspektif psikologis. Ada karya seni karena diciptakan oleh
seniman. Seniman menciptakan karya seni karena seniman memperoleh makna dari
peristiwa-peristiwa dalam realitas di sekitarnya.
Desain lahir dari perpaduan seni dan teknologi, yang melahirkan
suatu disiplin ilmu baru, yang biasa dikenal dengan desain komunikasi visual.
Sebelum disebut dkv, ia disebut desain grafis. Studi seni dan desain bervariasi
dari orang ke orang. Setiap desainer memiliki pendapat yang berbeda di antara
desainer.
Mengapa seniman menciptakan karya
seni?
Karena seniman adalah manusia, maka di
dalam dirinya terdapat dua alat, yang pertama adalah alat berpikir rasional
atau kognitif, dan yang kedua adalah alat emosional atau perasaan, yaitu alat
untuk mencipta atau mendorong manusia untuk berkarya. Makna sebenarnya
merupakan prinsip kodrat manusia. Manusia menghasilkan makna, mencari makna dan
kemudian menghasilkan makna. Makna itu seperti nilai hidup tanpa makna, dan
kita tidak bisa hidup seperti kodrat manusia. Manusia mengembangkan dan
menghasilkan kekuatan, seperti ketika seseorang melihat atau berinteraksi,
manusia menggambar dan menulis puisi tentang orang tersebut. Estetika ini
melihat fenomena dalam konteks sejarah. Jadi, semuanya memiliki alur, baik
diakronis maupun sinkron.
Selain mengkaji dengan meggunakan
semiotika dapat juga mengkaji menggunakan kajian fenomenologi dimana secara
harfiah, fenomenologi berasal dari kata Yunani “pahinomenon” Artinya satu
gejala atau segala sesuatu yang muncul. Istilah fenomena dapat berupa dua
perspektif, yaitu selalu menunjukkan fenomena dan fenomena. Dari sudut pandang
sadar kita. Oleh karena itu, melihat sebuah fenomena, Kita harus melihat filter
atau rasio sebelum kita dapat menemukan kesadaran nyata.
Dengan adanya teori estetika sejarah
untuk melihat keindahan dalam kaitannya dengan gaya. Oleh karena itu, setiap
karya estetis adalah fenomena, dan pasti ada gejalanya. Nantinya, gejala
tersebut akan ditindak lanjuti hingga membentuk sebuah gaya. Menggunakan
fenomenologi, bagaimana hal-hal dilihat dari belakang mereka. Perlakukan
fenomena seni dan desain sebagai teks. Semua fakta, semua realitas dapat
direkonstruksi terlepas dari objeknya, terlepas dari komponen objek studinya.
Hal ini akan tergantung dari kepekaan masing-masing siswa terhadap fenomena
ini. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui di area mana fenomena itu
berada dan ke mana akan diarahkan sebelum memulai penelitian. Karena posisi ini
akan menentukan metode apa yang akan digunakan, perspektif apa yang akan
digunakan untuk melihatnya, akan menganalisis bagaimana tampilannya dalam
kaitannya dengan fenomena yang akan kita pelajari.
Komentar
Posting Komentar